Kampanye Partai Golkar/Net

SULTIMNEWS, BANGGAI— Partai Golkar ibarat kapal berlayar yang belum memiliki kompas. Hingga kemarin (27/8), belum ada satu pun bakal pasangan calon tempat ber-labuh. Hanya ada beberapa nama yang digadang-gadang bakal memboyong beringin rindang sebagai kendaraan politik di pesta demokrasi mendatang.

Dari empat kandidat bakal calon, ada dua nama yang berpotensi merebut partai 5 kursi di parle-men Lalong itu, yakni Samsul Bahri Mang dan Sulianti Murad. Baik Samsul Bahri Mang maupun Sulianti Murad, sama-sama memiliki peluang besar mendapat restu DPP.

Bagi Samsul Bahri Mang, Golkar menjadi bidikan utama untuk maju sebagai kandidat calon bupati. Dengan peroleh 5 kursi di DPRD, Bali-sapaanya—hanya membutuhkan 2 kursi dari parpol lain agar syarat 7 kursi, sebagaimana syarat pencalonan di KPU, terpenuhi.

Untuk merebut SK Golkar, Bali memiliki peluang yang lebih besar. Selain sebagai kader murni Partai Golkar, Bali juga meru-pakan Ketua DPD II Gol-kar Kabupaten Banggai.

Sayangnya, Bali harus kerja keras untuk menga-mankan eksistensinya sebagai kader murni dan Ketua DPD Golkar. Pasalnya, jumlah kursi yang dimiliki Golkar di DPRD belum cukup untuk men-gantarkan ketua DPRD Banggai dua periode ini pada titik aman. Sejak pererbutan parpol pengusung, sejauh ini Bali baru disokong Partai Hanura yang notabene memiliki 1 kursi di DPRD Banggai.

Meski Golkar berhasil diamankan, hal itu belum dapat menga-mankan posisinya untuk maju sebagai calon. Bali harus memboyong parpol lain yang memiliki 1 kursi di DPRD. Namun, memboyong parpol lain sebagai parpol koalisi, bukan perkara mudah bagi Bali. Sebab, hampir semua parpol yang memiliki kursi di DPRD telah bertuan.

Olehnya, Partai Hanura yang sejak awal konsisten pada SK dukungan, memberikan waktu kepada Bali hingga Agustus 2020 untuk menambah parpol pengusung, serta memberikan kejelasan terkait arah dukungan partainya. Jika tidak, Hanura dipastikan berpindah ke paslon lain untuk mengamankan diri pada Pileg 2024.

Anti Juga Berpeluang Selain Bali, kandidat bakal calon bupati Banggai, Sulianti Murad, juga berpeluang mendapatkan Golkar. Terlebih jika Bali tidak mampu menambah parpol pengusung yang memiliki minimal 1 kursi di DPRD. Sama halnya dengan parpol lain, Golkar wajib mengusung salah satu kandidat agar bisa mengikuti Pileg 2024.

Meski syarat minimal jumlah kursi di DPRD telah terpenuhi, yakni 3 kursi dari PAN dan 4 kursi dari Partai Gerindra, keinginan Sulianti Murad untuk memboyong Partai Golkar sebagai partai koalisi cu-kup besar. Hal ini dibuktikan dengan komunikasi yang cukup intens antara Sulianti Murad dengan Ketua DPD I Golkar. Pun begitu dengan lobi yang dibangun dengan pengu-rus di tingkat DPP.

Nama Sulianti Murad sendiri telah diusulkan ke DPP Golkar. Selain men-jadi salah satu kandidat yang diusulkan ke DPP, Anti-sapaan-Sulianti Murad adalah satu-satunya kandidat keterwakilan gender di Pilkada Banggai. Keinginan DPP Golkar yang dikabarkan lebih tertarik mengusung kepala daerah dari kaum perempuan, membuka peluang bagi Anti untuk menggunakan perahu partai beringin.

Soal lambatnya penentuan arah Golkar, sebenarnya bukan cerita baru. Pilkada 2015, partai ini juga belakangan mengeluarkan keputusan. Saat itu, Sofhian Mile yang disebut-sebut bakal diusung karena kader murni, justru buyar di penghujung jelang pendaftaran di KPU Banggai. (and)