SDN 2 Luwuk Terapkan Pembelajaran Luring dan Daring

Kepala SDN 2 Luwuk, Yeheskel Sambeta. [Foto:Istimewa]

SultimNews, LUWUK-Pembelajaran tatap muka di sekolah, belum diizikan. Untuk dibuka. Oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banggai.

Hal tersebut, dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran Virus Korona. Terhadap peserta didik.
Atas kebijakan tersebut, sekolah di wilayah ini konsisten menerapkan pembelajaran dari rumah. Baik secara daring maupun luring. Termasuk di SDN 2 Luwuk.

Ditemui Sabtu (17/10/2020), Kepala SDN 2 Luwuk, Yeheskel Sambeta mengatakan, sampai saat ini pihaknya konsisten menerapkan pembelajaran dari rumah. Karena, pihaknya mengikuti kebijakan yang diterapkan oleh Disdik Banggai.

“Pembelajaran kita masih dari rumah,” katanya.

Lebih lanjut, Yeheskel menjelaskan, untuk sekolah yang dipimpinnya, menerapkan dua metode pembelajaran. Yakni daring dan luring.

“Kalau siswa yang memiliki android kita gunakan daring. Kalau yang tidak; kita terapkan luring. Guru berkunjung ke rumah siswa,” jelasnya.
Dan selama ini proses pembelajaran dari rumah berjalan dengan baik.

“Untuk guru tetap  masuk sekolah. Tiap hari. Seperti biasa. Sebelum ada pandemi ini,” bebernya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kabupaten Banggai Nurjalal, menyatakan pihaknya masih tetap tidak akan mengaktifkan sekolah dengan cara tatap muka, di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Masih tetap belum bisa aktif sekolah,” tandas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kabupaten Banggai Nurjalal, Kemarin, (14/10/2020).

Ia menuturkan, selain belum ada instruksi dari Kementrian Pendidikan, pihaknya juga lebih memilih tidak mengaktifkan sekolah se kabupaten Banggai, saat virus Covid-19 di daerah ini penyebarannya sudah berstatus transmisi lokal.

“Tidak akan diaktifkan, kita sudah transmisi lokal,” tegasnya.

Nurjalal menyatakan, Dinas Pendidikan idealnya tidak berkeinginan melanjutkan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), namun kondisi pandemi yang belum ada kepastian kapan berakhirnya, membuat PJJ ini harus dilaksanakan.

“Kita tidak menginginkan PJJ, karena tidak optimal. Namun pandemi Covid-19 ini adalah fakta yang harus kita hadapi untuk melindungi anak anak kita,” tuturnya. (leb/bdi)