Penanganan Covid-19 Lemah, IDI Banggai Bereaksi dan Desak Semua Pihak Berperan

Ketua IDI Kabupaten Banggai, dr. Ernita Kamindang.

SultimNews, BANGGAI– Meningkatnya kasus warga terpapar Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Banggai, memantik reaksi Ikatan Dokter Indonsia (IDI) kabupaten Banggai.

Ketua IDI Kabupaten Banggai, dr. Ernita Kamindang, mengatakan, peningkatan kasus terpapar Covid-19 dan peningkatan jumlah pasien meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Luwuk, menandakan lemahnya penerapan protokol dalam penanganan kasus Covid-19, yang bahkan tidak jelas dan tidak tegas.

“Ini membuktikan tidak adanya sinergi antarapemda (satgas) yang bisa menggambarkan keseriusan dalam penanganan Covid-19,” tegas, Ernita pada Kamis (19/11).

Ernita juga menyatakan, seluruh tenaga kesehatan, mulai dari dokter, perawat dan orang yang berhubungan dengan penanganan kasus Covid-19 di rumah sakit, selama ini telah bekerja total. Tenaga kesehatan tidak bisa berhadapan atau memberi penjelasan pada keluarga pasien yang terkonfirmasi positif virus korona.

“Saya tegaskan yah, tenaga kesehatan yang selama ini bekerja di rumah sakit sudah bekerja dengan totalitas. Harusnya mereka dilindungi, bukan berhadapan dengan keluarga pasien,” tandasnya.

Diketahui dalam beberapa hari terakhir ini, ada keluarga yang menolak atas status terkonfirmasi positif Covid-19 pasien meninggal. Namun, saat keluarga pasien menolak, tak ada satu pun tim Satgas Covid-19 yang turun memberikan penjelasan pada keluarga pasien.

“Tugas nakes (tenaga kesehatan-red) adalah merawat pasien, dan itu sudah sangat berat. Jangan lagi dihadapkan dengan keluarga pasien yang menolak keluarga didiagnosis Covid-19,” ujarnya.

“Korban penyakit ini bukan hanya masyarakat, tetapi juga nakes banyak yang terpapar, dan positif menderita Covid-19,” lanjutnya.

IDI Banggai pun menegaskan, Satgas Covid-19 daerah ini sudah harus mengubah cara kerja, dengan tidak menganggap Corona Virus Disease 2019 hanya urusan kesehatan. Menurutnya, pandemi adalah urusan lintas sektor.

“Ini wabah nasional, harus diselesaikan secara lintas sektor. Di tingkat pusat sudah ada gugus tugas nasional, sampai ke tingkat kabupaten. Ketuanya adalah bupati, wakil ketua Kapolres dan Dandim. Semua sektor harus terlibat, bukan hanya kita sendiri,” jelas dokter spesialis penyakit dalam ini.

IDI Banggai pun menyampaikan pesan khususnya pada masyarakat. Di antaranya, masyarakat tidak boleh beranggapan atau menilai bahwa Covid-19 ini adalah penyakit aib, sehingga menolak melakukan pemeriksaan lanjutan pada anggota keluarga yang terindikasi atau bergejala.

“Jangan ada anggapan seperti itu. Kalau mereka (kasus reaktif, red) cepat terdiagnosis dan berperan aktif menghubungi tenaga kesehatan setempat, maka penyebaran ini sangat bisa ditekan,” tuturnya.

Upaya tersebut akan memutus mata rantai penularan, tentunya dengan melakukan isolasi mandiri dan tidak bertemu dengan orang lain. Bagi pihak keluarga yang anggota keluarga terkonfirmasi positif, tidak perlu malu menyatakan keluarganya menderita Covid-19, atau menyembunyikannya dari masyarakat.

Padahal penting untuk menyampaikan kondisi tersebut, agar menjadi bentuk perlindungan pada keluarga dan masyarakat sekitar.

“Masyarakat harus sadar bahwa penyakit ini sangat menular. Mari kita semua tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Gunakan masker, jaga jarak dan selalu mencuci tangan. Hindari kerumunan yang berdampak munculnya klaster baru,” pungkasnya. (bdi)