Berhari-hari Bawa Logistik ke Baloa Doda

BAWA LOGISTIK :Tim pembawa logistik Pilkada ke Baloa Doda, Kecamatan Pagimana saat persiapan keberangkatan pada 6 Desember 2020 lalu. [Foto: Istimewa]
SultimNews, BANGGAI-Bila ke pelosok Kecamatan Simpang Raya membutuhkan waktu 8 jam berjalan kaki, kali ini penyelenggara Pilkada dan aparat TNI-Polri harus memakan waktu selama tiga hari tiga malam untuk bisa sampai di Desa Baloa Doda, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Selain medan yang berat, rombongan pendistribusian logistik Pilkada Serentak 2020 itu juga dihantam cuaca buruk. Akibatnya, mereka harus berteduh dan menyelamatkan kotak suara yang berisi surat suara paslon gubernur dan wakil gubernur Sulteng serta bupati dan wakil bupati Banggai tersebut.
Aparat keamanan setempat mengaku, perjalanan dimulai dari Desa Bulu, Kecamatan Pagimana pada 6 Desember 2020, pukul 15.00 Wita. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri dari anggota KPPS, PPS, aparat TNI-Polri dan warga setempat tersebut langsung berjalan kaki dan tiba di Dusun Kolobias pukul 19.00 Wita.
“Tim bermalam di Dusun Kolobias,” kata Kapolsek Pagimana Iptu Syukri Larau, Sabtu (12/11).
Paginya, tim melanjutkan perjalanan menuju Baloa Doda. Beberapa jam meninggalkan Dusun Kolobias, tim terhalang hujan deras. Demi keselamatan dan keamanan logistik, tim memutuskan istirahat dan bermalam di hutan Beteo. “Karena sungai Beteo banjir, berbahaya,” tuturnya.
Paginya, tim disambut cuaca cerah. Lalu kembali melanjutkan perjalanan. Dan siangnya tiba di Baloa Doda. “Selama perjalanan tim berbekal makanan seadanya, seperti beras, mi instan, sarden dan lainnya,” kata dia.
Desa Baloa Doda dihuni masyarakat suku Saluan (salah satu di Kabupaten Banggai). Tercatat ada 123 KK atau 512 jiwa di pedalaman Pagimana tersebut. Untuk Pilkada Serentak 2020, terdapat 2 TPS. “TPS 1 ada 181 pemilih dan TPS 2 ada 97 pemilih,” tuturnya.
Sehari setelah tahapan pemungutan suara yang berjalan aman dan lancar di kampung pedalaman suku Saluan tersebut, tim kembali mengemas logistik untuk dibawa kembali ke Pagimana.
Perjalanan balik dimulai pagi hari. Dalam perjalanan, tim mendapat halangan serupa, yaitu hujan deras. Akhirnya mereka pun bermalam di hutan Sensean. Paginya, perjalanan dilanjutkan ke Kolobias tanpa rintangan. Istirahat sebentar di Kolobias, tim kembali berjalan dan akhirnya tiba di Pagimana pada malam hari.
“Semua tim mulai dari berangkat hingga kembali dalam keadaan sehat,” tutur Syukri. (awi)