HeadlineMetropolis

Ratusan Juta Dana CSR Siuna Tidak Jelas

BANGGAI, SultimNews.info— Masyarakat mempertanyakan kejelasan dana Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang diberikan oleh PT Prima Dharma Karsa (PDK) kepada pemerintah desa Siuna, Kecamatan Pagimana.

Sesuai kesepakatan, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel tersebut akan memberikan dana PPM sebesar Rp500 juta setiap tahun. Dana ini akan diperuntukkan untuk pembedayaan masyarakat Siuna.

Namun sejak perusahaan beroperasi pada 2020 lalu, dana itu belum jelas peruntukannya. Bahkan belum disosialisasikan kepada masyarakat, apalagi dirasakan.

Kepala Koordinator Pengamanan dan Hubungan Eksternal PT Prima Dharma Karsa, Muhammad Ikbal, mengaku, pihaknya sudah menyerahkan tunai dana PPM sebanyak Rp150 juta dari total Rp500 juta kepada pemerintah desa Siuna.

“Bulan Maret ini, kami akan serahkan lagi Rp100 juta,” kata dia saat dikonfirmasi awak media, Jumat pekan lalu.

Dia menjelaskan, sesuai kesepakatan bersama, dari total Rp500 juta tersebut pencairannya akan dibagi menjadi dua tahap. Pertama, pada November – Maret sebanyak Rp250 juta, lalu taha kedua dari April sampai September sebesar Rp250 juta.

Saat pencarian kata dia, pemerintah desa tidak memasukkan perencanaan program pemberdayaan. Bahkan hingga saat ini, pemerintah desa tidak melaporkan program-proram apa saja yang dibuat dari dana tersebut.

“Yang kami tahu, dana itu unuk program CSR perusahaan,” kata Ikbal.

Kedepan, pihaknya akan mengevaluasi pencairan dana tersebut agar terealisasi dengan baik dan tentunya tepat sasaran. Sebab dana itu adalah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat terdampak.

Sementara itu, Kepala Desa Siuna Supardi Ente membenarkan telah menerima dana PPM dari PT Prima Dharma Karsa sebesar Rp150 juta.

“Yang Rp50 juta sudah diserahkan untuk bantuan rumah ibadah. Rp25 juta untuk masjid, Rp25 juta untuk rumah ibadah umat Hindu,” kata dia saat ditemui di kediamannya.

Setelah menerima tunai dana itu, kata dia, Bendahara Desa Siuna langsung menyetor Rp100 juta ke rekening desa. Sedangkan untuk program pemberdayaan, dia mengaku belum dijalankan.

Dana itu lanjut dia, rencananya akan dialokasikan untuk pemberdayaan nelayan dan petani. “Kalau infrastruktur rencananya mau buat tribun (lapangan bola) desa,” kata Supardi. (awi)