Metropolis

ASB Masuk Tahap Seleksi Karya

SultimNews, LUWUK– Akademi Sastra Banggai (ASB), ruang pengembangan keterampilan menulis yang dihelat oleh Yayasan Generasi Emas (GE) Indonesia dan Babasal Mombasa saat ini berada dalam tahapan seleksi dan penilaian karya para calon penulis muda Banggai Raya.

“ASB sekarang sudah ada di tahap penerimaan karya. Baru-baru ini kami menyelenggarakan kembali sosialisasi terkait ASB yang diikuti oleh murid-murid SMA dan mahasiswa secara daring untuk menyasar teman-teman yang berada di luar wilayah Luwuk, dan juga mengingat aturan batasan berkumpul di masa pandemi Covid-19. Sejauh ini sudah ada 10 orang yang mendaftar,” ujar salah satu inisiator ASB, Baginda Muda Bangsa.

Ia juga menambahkan, tulisan yang terkumpul akan diseleksi oleh para kurator. Target kami sendiri bisa mendapatkan 15 tulisan yg terdiri 5 esais, 5 penyair, dan 5 cerpenis. 15 orang yang lolos seleksi ASB ini akan diumumkan saat Festival Sastra Banggai. Mereka akan mengikuti residensi virtual selama 6 bulan, yang InsyaAllah akan kami mulai di bulan Agustus 2021.

“Kuratornya sendiri adalah Pemimpin Redaksi Basabasi, Reza Nufa, penulis dan founder Nemu Buku, Neni Muhidin, dan Ama Achmad seorang pegiat literasi, penulis, dan editor,” sambung Chief Operation Officer GE itu.

Kami berkolaborasi dengan Makassar International Writers Festival (MIWF) untuk mengisi salah satu kelas di residensi virtual. Selain itu, ASB juga diberi jatah untuk mengirimkan satu orang penulis untuk mengikuti fellowship di emerging writers MIWF.

“Selain bekerjasama dengan MIWF, kami juga sedang mencoba menjalin kerjasama dengan jaringan penerbit Patjarmerah. Harapannya kawan-kawan Patjarmerah bisa mengisi beberapa materi selama residensi virtual nanti dan menjadi salah satu mitra penerbitan,” imbuh dia.

Generasi Emas Indonesia, salah satu penyelenggara kegiatan, merupakan sebuah organisasi komunitas yang bergerak di bidang pendidikan. Alasan kenapa membangun organisasi ini di tahun 2018 adalah berangkat dari keyakinan kami bahwa pendidikan dapat menjadi kunci utama untuk membantu setiap anak Indonesia meraih potensi terbaik mereka. Jadi, bisa dibilang kami membayangkan di masa depan nanti, setiap anak Indonesia bisa “mekar” sesuai dengan versi yang mereka inginkan.(tr-05)