Kenali si pencuri penglihatan (Glaukoma)

dr. Feby Bantoyot

Setiap tahunnya pada pekan kedua bulan Maret seluruh dunia memperingati World Glaucoma Week. Pada tahun ini, World Galucoma Week jatuh pada tanggal 12 – 18 Maret 2023. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian (awareness) masyarakat terhadap bahaya penyakit glaukoma yang merupakan salah satu penyebab kebutaan.

Sampai saat ini, kebutaan masih menjadi salah satu masalah penyakit indra di dunia. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di dunia setelah katarak. Glaukoma merupakan suatu kerusakan saraf optik yang dapat mengakibatkan penurunan penglihatan hingga kebutaan dan sebagian besar kasus ini berhubungan dengan meningkatnya tekanan dalam bola mata/tekanan intraokular (TIO). Glaukoma sering disebut sebagai pencuri penglihatan karena sifatnya yang progresif sehingga gejala glaukoma sering tidak disadari. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanen. Katarak dan glaukoma sama-sama penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan, tetapi katarak masih bisa disembuhkan melalui operasi. Berbeda dengan katarak, glaukoma merupakan penyakit mata yang tidak dapat diperbaiki meskipun dengan jalan operasi.

Glaukoma dapat diklasifikasi menjadi glaukoma primer dan sekunder. Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya dan merupakan jenis glaukoma terbanyak secara global. Glaukoma primer terbagi menjadi glaukoma primer sudut terbuka (GPSta) dan glaukoma primer sudut tertutup (GPSTp). GPSta bersifat kronis dengan progresivitas lambat dan tanpa gejala sehingga penderita tidak akan menyadari sampai terjadinya penyempitan lapangan pandangan dan penglihatan yang menurun tajam. Pada fase ini glaukoma sudah memasuki tahap lanjut dengan kerusakan saraf pusat yang progresif. Glaukoma jenis ini yang sering disebut dengan silent blinding  disease atau sneak thief of sight (pencuri penglihatan). GPSTp  dapat bersifat akut dengan gejala nyeri pada daerah mata, sakit kepala, mata merah, peningkatan tekanan bola mata secara tiba-tiba, penurunan penglihatan secara tajam, dan terkadang disertai mual muntah.

Faktor-faktor penyebab glaukoma yaitu usia di atas 40 tahun, jenis kelamin pria 3 kali berisiko dari pada wanita, diabetes mellitus beresiko 2 kali lebih sering terkena glaukoma dan hipertensi beresiko 6 kali lebih sering terkena glaukoma, trauma serta penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid secara rutin dalam jangka waktu yang lama mempunyai risiko mengalami glaukoma.

Glaukoma tidak selalu dapat dicegah, tetapi ada upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata, antara lain: Mengonsumsi makanan sumber antioksidan, vitamin A, dan vitamin C, membatasi konsumsi minuman berkafein, memposisikan bantal sedikit lebih tinggi saat tidur, dan berolahraga secara rutin.

Glaukoma merupakan penyakit yang disebut sebagai pencuri penglihatan, sehingga penting untuk kita melakukan Deteksi dini Glaukoma. Apabila menyadari memiliki faktor risiko Glaukoma seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat melakukan pemeriksaan mata rutin tiap 1 tahun. Skrining rutin Glaukoma yang dilakukan di pusat pelayanan mata adalah TOP, yaitu Tonometri (tekanan bola mata), Oftalmoskopi (saraf mata), dan Perimetri (lapang pandang). Tidak ada cara untuk menyembuhkan Glaukoma, namun kerusakannya dapat dikontrol dan dicegah.

Biografi :

Nama Lengkap: dr. Feby Bantoyot

Nama Panggilan: dr. Feby.

bekerja di Puskesmas: Bonebobakal

buka Praktek Mandiri: di Apotek Gracio Desa Eteng Masama.