Opini

Alumni Teknik Sipil 98 Gelar Reuni Perak, Persembahkan Tanda Bakti ‘Steel Sculpture’ kepada Almamater Tercinta

Oleh: Leonardo Wu & Hendricus Widi

Dua puluh lima tahun lalu dipertemukan di Kampus Biru UGM, alumni Teknik Sipil angkatan ‘98 balik lagi ke Jogjakarta awal Juni 2023. Tahun 1998 akan selalu diingat sebagai awal reformasi yang ditandai gonjang-ganjing politik berujung krisis moneter. Pada tahun itu, UGM menambah kuota penerimaan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil yang semula menerima sekitar 120 mahasiswa, mendapat jatah menjadi 160 mahasiswa. Setelah 25 tahun berlalu, lebih dari separuh mahasiswa angkatan ‘98 kembali berada di kampus Teknik Sipil yang telah membesarkan mereka. Mereka datang dari berbagai penjuru Nusantara. Dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, mereka semangat untuk hadir langsung pada acara bertemunya kembali dengan keluarga angkatan ‘98. Sungguh sesuatu yang haru biru mengingat jauhnya mereka tinggal dengan transportasi yang tidak murah untuk kembali sekadar menyambangi Jalan Grafika. Bersama leburnya suasana dengan sobat lama, mereka memperkenalkan diri dengan format baru, namun dengan rasa yang tak akan pernah berbeda. Inilah momen spesial mereka: “Reuni Perak Teknik Sipil ’98 UGM”.

Napak Tilas Kampus Teknik

Alumni angkatan ’98 sejumlah 85 orang hadir dan berkumpul kembali merayakan kebersamaan di pelataran kampus Teknik Sipil pada Jumat (2/6/2023) pagi. Dibuka dengan sarapan yang dilanjutkan senam kecil untuk meregangkan otot-otot yang kaku, acara Reuni Perak 25 tahun dimulai di antara rerimbunan pohon kampus teknik. Para alumni diajak napak tilas menyusuri kampus Teknik Sipil, gedung KPTU Teknik yang telah dibangun ulang lebih megah, dan Tugu Teknik untuk sesi pemotretan. Tugu Teknik adalah titik awal mahasiswa teknik dikumpulkan pada 1998 untuk selanjutnya digembleng menjadi insan tangguh nan mulia.

Kenangan semasa kuliah di Kampus Biru dimunculkan oleh panitia yang diketuai oleh Dr. Andy Artha Donny Oktopura, dengan berkumpul di Ruang 310. Di dalamnya sudah menanti empat dosen perwakilan departemen yaitu Prof. Faisal Fathani (Kepala Departemen Teknik Sipil), Prof. Fatchan Nurrohmad, Ir. Sudarmoko, M.Sc., dan Dr. Eng. M. Zudhy Irawan (Sekretaris Departemen). Wejangan dan obrolan hangat diberikan kepada para alumni yang sesekali memancing gelak tawa seisi ruangan.

Layaknya suasana belajar mengajar di kelas, perwakilan Departemen berbicara di depan kelas, dan alumni Teknik Sipil angkatan ‘98 duduk di kursi kuliah. Ruang 310 yang biasa digunakan untuk kelas dengan kapasitas besar, nyaris penuh diisi oleh para alumni angkatan ‘98. Dahulu, satu angkatan memang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas A dan B.

“Reuni kali ini, alumni Teknik Sipil angkatan ’98 seolah lepas dari penatnya rutinitas pekerjaan untuk sejenak menikmati memori semasa kuliah,” ujar ketua panitia, Dr. Andy Artha.

Penyerahan secara simbolik tanda bakti “Steel Sculpture“

Pada kesempatan berbahagia tersebut, diberikan cinderamata oleh panitia kepada keempat dosen yang hadir mewakili departemen. Puncaknya adalah penyerahan simbolik miniatur “Steel Sculpture AISC” yang akan dibangun di salah sudut kampus Teknik Sipil sebagai simbol kekuatan gotong royong yang kokoh, solid, dan harmonis dari alumni Teknik Sipil angkatan ‘98 yang tersebar di seantero Nusantara dan dunia. Steel sculpture adalah bangunan ikonik bercitarasa arsitektur tinggi yang dapat dipakai sebagai alat peraga bagi mahasiswa untuk lebih mengenal berbagai jenis penampang dan sambungan dalam mata kuliah Struktur Baja.

Fakta menarik didapatkan jika steel sculpture kali pertama dibangun di University of Florida pada 1986 dan saat ini telah ada di 180 lokasi di seluruh dunia. Nantinya, steel sculpture di kampus Teknik Sipil UGM merupakan urutan kedua yang terdaftar AISC di Indonesia.

Gala Dinner Berkonsep Pesta Kebun

Gala dinner istimewa diadakan di pelataran kampus Teknik Sipil UGM pada Jumat (2/6/2023) malam. Konsep acaranya memadukan acara ramah tamah alumni dan keluarga, kuliner khas Jogja, dan musik live. Obrolan hangat disertai tawa yang memecah tampak dari meja-meja yang dihiasi makanan favorit mie jawa, wedang ronde, sega kucing, dan aneka kudapan lainnya.

Grup band lokal Jogja menambah keceriaan para alumni dengan sajian lagu-lagu top era 90-an milik Dewa19, Sheila on 7, Shaggydog, dan lainnya. Momen paling sendu yang menguras air mata ialah ketika para alumni diinstruksikan maju ke depan panggung untuk saling berangkulan.

Lagu Endank Soekamti “Sampai Jumpa” yang liriknya menyayat hati dilantunkan bersama-sama. Tak ayal, air mata dari beberapa alumni tumpah seolah tak ingin perpisahan kembali terjadi.

“Datang akan pergi. Lewat ‘kan berlalu. Ada ‘kan tiada bertemu akan berpisah.

Awal ‘kan berakhir. Terbit ‘kan tenggelam. Pasang akan surut bertemu akan berpisah.

Hey, sampai jumpa di lain hari. Untuk kita bertemu lagi. Kurelakan dirimu pergi. Meskipun ku tak siap untuk merindu. Ku tak siap tanpa dirimu. Kuharap terbaik untukmu.”

Malam gala dinner ditutup dengan pembagian souvenir dari panitia kepada para alumni Teknik Sipil angkatan ’98.

Walking Tour

Reuni Perak Teknik Sipil angkatan ’98 ditutup dengan acara walking tour menyusuri Jalan Malioboro, Kawasan Pecinan, Gedung Gubernur DIY, hingga Kawasan Wisata Suryatmajan pada Sabtu (3/6/2023) pagi. Ada pemandu wisata berbusana khas bregada keraton yang menerangkan sejarah beberapa lokasi penting kepada para alumni.

Sajian jamu beras kencur dan kunir asem; ditambah dengan mendoan dan bakpia jamur menutup acara Reuni Perak 25 tahun. Perpisahan pun tak terbendung lagi. Tangis haru membuncah disertai dengan harapan untuk bertemu kembali di Reuni Emas Teknik Sipil ’98, dua puluh lima tahun yang akan datang.

“Meski alumni Teknik Sipil angkatan ’98 berasal dari berbagai daerah di penjuru Nusantara, namun mereka sepakat akan satu hal yaitu balik ke Jogja adalah suatu keharusan,” pungkas Dr. Andy Artha yang disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta reuni.