HUT LP ke 16 : Usia Remaja Akhir, AI dan Tahun Politik

Wapemred Harian Luwuk Post

M. Madjid
Wapemred Harian Luwuk Post

Jika dianalogikan Ulang Tahun Harian Luwuk Post ke 16 tahun sebagai umur manusia, maka meminjam istilah seorang psikolog perkembangan, Hurlock (1990), di usia 16 tahun, disebutnya sebagai memasuki masa remaja akhir. Yang mana pada usia itu, kemampuan untuk beradaptasi atas lingkungan dan perkembangan zaman semakin teruji.
Di usia teenagers tersebut, bukan hanya kemampuan beradaptasi yang berkembang, akan tetapi kemampuan seperti kemandirian berusaha, kemerdekaan ide dan implementasinya semakin memberikan secercah harapan untuk sekedar tetap bertahan di era saat ini.

Gempuran AI //
Jika pada tahun-tahun sebelumnya tantangan Media Cetak, khususnya Harian Luwuk Post hanya sekedar bertahan dari gempuran digitalisasi, kini mengikuti perkembangan zaman yang ada. Bukan hanya Media Cetak yang tergerus dengan era digitalisasi perkembangan teknologi, media online dan elektronik pun harus menghadapi kenyataan gempuran teknologi terbarukan yakni, Artificial Intelligence atau AI.
Kecerdasan buatan ini bahkan mampu membuat mesin pencarian sekelas google pun harus segera berinovasi menghadapi produk AI seperti ChatGPT yang lebih kompleks memberikan solusi penyelesaian pekerjaan.
Banyak poin yang lahir dari diskusi-diskusi akademisi dan publik pun meramalkan, sejumlah pekerjaan yang berpotensi hilang di gantikan secara paksa oleh AI, diantaranya di bidang media, meliputi, periklanan, kreator konten, dan jurnalis.
Kehadiran AI berbasis teks seperti ChatGPT terbukti dapat melakukan perintah untuk menciptakan artikel-artikel dengan kualitas yang makin mirip dengan yang di buat manusia.
Dan beberapa media massa juga telah menerapkan penggunaan AI dalam menyajikan pemberitaan dengan tema-tema tertentu.
Pengambilalihan AI atas sejumlah pekerjaan, sangatlah mudah. Teknologi terbarukan ini tanpa ampun menyudutkan para pekerja maupun perusahaan.
Beruntung bagi perusahaan media cetak, atau perusahaan “kelas analog” seperti Harian Luwuk Post, tentunya masih menyimpan sesuatu dalam menghadapi tantangan teknologi terbarukan ini.
Seperti “cetak biru” kala menghadapi tantangan pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka pada dasarnya sangat bergantung dengan satu Sumber Daya seperti jaringan internet.
Menghadapi era AI, tentunya haruslah tidak sekedar mengandalkan kemampuan apa adanya, akan tetapi harus segera berimprovisasi, jika perlu berbalik menungganginya.

Tahun Politik //
Selanjutnya, mewakili harapan publik dalam menghadapi tahun Politik di Indonesia. Baik media cetak, online dan elektronik dituntut untuk menjadi terdepan memberikan penerangan dan kecerahan serangan berita hoaks yang diprediksi makin menjadi jelang pemilu serentak.
“Media” seperti memiliki dua wajah, di sisi satunya dapat menjadi tameng masyarakat dalam memberikan berita teraktual, dan memverifikasi fakta. Akan tetapi di sisi lainnya juga dapat mendistorsi fakta itu sendiri dengan menjadi pragmatis.
Harian Luwuk Post di usia ke 16 ini, menegaskan kembali komitmennya untuk terus menyajikan berita faktual, terpercaya serta terakurat. Dan tentunya di iringi doa penuh pengharapan agar Harian Luwuk Post eksis selama-lamanya. (Mjd)