Dampingi Masyarakat, YPI, Alto dan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk Berikan Pendampingan Budidaya Rumput Laut
SultimNews.info – Yayasan Penyu Indonesia (YPI) bersama Yayasan Aliansi Konservasi Tompotika (Alto) dan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk, melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan rumput laut di Pulau Tembang Desa Samma Jatem, Dusun 2, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai.
Dekan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk, Erwin Wuniarto, mengatakan kegiatan pengembangan budidaya rumput laut ini dilakukan sejak Mei-Desember 2023 mendatang.
Dikatakan Erwin, manfaat dari budidaya tersebut, juga dirasakan langsung oleh kelompok penerima manfaat yakni masyarakat yang pernah membudidayakan rumput laut.
Meskipun begitu, kata Dekan muda itu, mereka (Pembudidaya, red) sebelumnya sempat mengalami kegagalan atau permasalahan penyakit rumput laut hingga mendapat harga rendah.
“Dampak tersebut dirasakan sejak awal masa pandemi Covid-19 tahun 2020, yang kemudian para petani tak lagi membudidayakan rumput laut,”ucap Erwin, Minggu (8/9).
Disamping itu, Erwin menjelaskan, berdasarkan hasil observasi kelayakan budidaya rumput laut, bahwa metode yang masyarakat gunakan masih kurang sesuai dengan kondisi di perairan Pulau Tembang.
Sehingganya, ini dinilai salah satu penyebab yang menghambat pertumbuhan serta mengakibatkan rumput laut mudah terserang penyakit.
Melalui kegiatan pendampingan ini, sambung dia, pihaknya pun menggunakan metode jalur atau kombinas.
Sebagaimana awal untuk membudiaya, maka rumput laut yang digunakan adalah jenis Eucheuma Spinosum, yang dibeli dari dusun sebelah yaitu Tanjung Jepara.
“Kedepannya, Eucheuma Cotoni menjadi sasaran budidaya lanjutan karena harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan E. Spinosum. Hanya saja bibitnya yang belum tersedia saat ini,”paparnya.
Lebih lanjut, selama pendampingan, kata Erwin, pihaknya bersama masyarakat membentuk kelompok budidaya rumput laut yang baru.
“Kemudian diberi nama kelompok budidaya rumput laut “SISEHE” yang artinya “SAHABAT” dan beranggotakan 12 orang,”ucapnya.
Dimana 4 anggota utama penerima manfaat pertama dan 8 anggota lainnya penerima manfaat ke dua.
Disisi lain, selama berlangsung pendampingan rumput laut kurang lebih 4 bulan, menunjukan hasil Budidaya yang baik hingga tumbuh secara maksimal dengan menggunakan metode yang diajarkan.
Mekipun begitu, kata Erwin, mereka memiliki kendala lainnya yaitu di mana kelompok belum terbiasa bergotong royong.
Selain itu, kelompok belum memiliki manajemen waktu dan usaha yang cukup baik. Sehingga kelompok perlu waktu dalam menemukan cara pengelolaan yang tepat sesuai karakteristik anggota.
“Mereka perlu dorongan untuk membangun kebiasaan baru dalam pengelolaan usaha mikro,”katanya.
Apalagi, waktu pendampingan yang tersisa kurang lebih tiga bulan lagi akan menitik beratkan pada siklus budidaya rumput laut yang sesuai, sehingga masa panen menjadi lebih teratur dan efisien.
Melalui pendampingan pemberdayaan masyarakat ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bibit rumput laut di Dusun 2, Pulau Tembang, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Adanya pendampingan ini, Dekan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk, turut mengucapkan terimakasih kepada YPI, karena telah membuat program pemberdayaan masyarakat.
“Disamping upaya YPI dalam mempertahankan ekosistem penyu di perairan Desa Samajatem yang telah mengalami kerusakan tanpa disadari oleh masyarakat setempat,”bebernya.
Terlebih, kerusakan ekosistem laut yang dapat mengancam keberadaan penyu, sehingga kesadaran masyarakat perlu dibangun bersama.
Hak tersebut dapat dilakukan seperti penangkapan ikan yang ramah lingkungan, melaporkan bila melihat adanya pemboman ikan dan terumbu karang serta tidak menangkap, memperjual belikan dan mengkonsumsi penyu.
Sebagai Informasi, kegiatan ini melibatkan dosen-dosen Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk sesuai bidang keahliannya dibawah koordinator Dekan Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk, Erwin Wuniarto. (red)