HeadlineOlahragaOpini

Olahraga Bagi Penderita Diabetes Melitus

(Dalam memperingati World Diabetes Day)

dr. Wahyu Anggira Larasati, S.Ked

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni,2021).

Badan kesehatan dunia WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Prediksi International Diabetes Federation (IDF) juga menunjukkan bahwa pada tahun 2019 – 2030 terdapat kenaikan jumlah pasien DM dari 10,7 juta menjadi 13,7 juta pada tahun 2030. Data RISKESDAS 2018 menjelaskan prevalensi DM nasional adalah sebesar 8,5 %atau sekitar 20,4 juta orang Indonesia terdiagnosis DM.

Tujuan penatalaksanaan diabetes melitus salah satunya yaitu meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes, sehingga diperlukan evaluasi yang komperhensif, salah satu komponen yang dievaluasi pada penderita diabetes yaitu; faktor gaya hidup yang pada bagiannya terdapat status aktivitas fisik.

Pada diabetes melitus, olahraga adalah salah satu tindakan terpenting untuk menjaga kesehatan. Olahraga memicu mekanisme adaptasi dan perbaikan pada berbagai sistem organ dan sel, seperti otot, saraf, pembuluh darah, sistem kekebalan tubuh. Aktivitas fisik dapat membantu penderita diabetes mencapai berbagai tujuan, termasuk peningkatan kesehatan kardiorespirasi,  kontrol glikemik, penurunan resistensi insulin, perbaikan profil lipid, penurunan tekanan darah dan untuk mengontrol berat badan.

Berikut jenis-jenis olahraga yang direkomendasikan bagi penderita diabetes (Canadian Journal of Diabetes, 2018) :

 

  1. Aerobic Exercise

Contoh aktivitas yang dilakukan seperti jalan kaki, bersepeda, berenang, jogging, menari, senam aerobic. Latihan aerobik intensitas sedang hingga kuat dianjurkan minimal 150 menit per minggu, tidak lebih dari 2 hari berturut-turut tanpa olahraga. Latihan aerobik meningkatkan sensitivitas insulin dan fungsi pembuluh darah, serta pengurangan lemak tubuh.

 

  1. Resistance Exercise

Aktivitas berdurasi singkat yang melibatkan penggunaan beban, beban mesin atau resistance band untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Dilakukan 2-3 kali per minggu. 10-15 repetisi per set dengan 1-3 set setiap latihan. 8-10 latihan yang melibatkan kelompok otot utama secara total. Manfaat latihan ini adalah perbaikan dalam kontrol glikemik, resistensi insulin, massa lemak, tekanan darah.

 

  1. Flexibility Exercise

Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bergerak melalui rentang gerak yang lebih luas. Beberapa jenis olahraga, seperti yoga, dapat menggabungkan unsur latihan ketahanan dan fleksibilitas. Manfaat pelatihan alternatif seperti yoga  dapat mendorong peningkatan dalam kontrol glikemik, kadar lipid, dan komposisi tubuh. Olahraga ini direkomendasikan dilakukan 2-3 kali/ minggu

 

Semua penderita diabetes yang memulai program olahraga harus ditinjau ulang untuk mengumpulkan informasi yang relevan. Para profesional kesehatan harus mempertimbangkan hal-hal berikut ketika menilai kesesuaian seseorang untuk berolahraga.

 

Ini termasuk:

 

  1. Jenis diabetes
  2. Rejimen pengobatan termasuk perubahan terkini
  3. Data klinis lain yang relevan (misalnya kadar glukosa puasa, tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen)
  4. Penyakit penyerta
  5. Faktor-faktor yang secara khusus dapat mempengaruhi program olahraga.

 

 

Kontraindikasi bagi penderita diabetes untuk memulai atau melanjutkan olahraga ;

 

  1. Glukosa <4,0 mmol/L atau <70 mg/dl
  2. Glukosa > 15,0 mmol/L atau > 270 mg/dl dengan gejala lemas/kelelahan, atau dengan ketosis
  3. Hipoglikemik dalam 24 jam sebelumnya
  4. Merasa tidak enak badan.

Untuk mengoptimalkan  keamanan olahraga, rekomendasi (dikelompokkan berdasarkan kadar glukosa sebelum olahraga) diberikan mengenai konsumsi karbohidrat, pemantauan glukosa, dan penyesuaian pengobatan (Turner et al. Sports Medicine, 2019)