Sulteng Provinsi Kedua Paling Padat Modal Asing
PALU, SULTIMNEWS.id — Berdasarkan data investasi dalam negeri tahun 2023, modal asing di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai Rp112,0 triliun. Untuk itu, Provinsi dengan julukan Negeri Seribu Megalit ini menempati posisi keempat provinsi dengan realisasi nilai investasi tertinggi, sekaligus satu-satunya daerah dari luar Pulau Jawa yang masuk lima besar.
Hal itu dipaparkan Plh. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulteng M. Sadly Lesnusa didampingi Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas PMPTSP Minarni Nongtji, diruang Kerja Wakil Gubernur Sulteng, Jalan Samratulang No. 101, Jumat, (23/02/2024)
Menurutnya, pada tahun 2023 Sulteng mencatatkan realisasi Investasi total dari pelaku usaha Non UMK/ rencana investasi diatas 5 Miliar rupiah baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 111,98 triliun, realisasi investasi ini naik sebesar 0,72 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 111,18 triliun.
“Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Gubernur Rusdy Mastura dan Wakil Gubernur Ma’Mun Amir mampu melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni, Investasi sebesar 111,68 triliun, naik 0,27 persen dari target,” tandas Plh. Dinas (PMPTSP) Provinsi Sulteng M. Sadly Lesnusa.
Selain itu lanjut M. Sadly, Sulawesi Tengah tampak cukup unggul bila realisasi investasi itu dispesifikasikan pada penanaman modal asing, dimana total realisasi investasi asing di Sulteng mencapai 107.212,30Triliun rupiah setara USD6,8 miliar dari total nilai investasi Sulteng.
Dari target PMA, Sulteng masih tersentral di hilirisasi nikel Industri logam dasar termasuk pemurnian melalui smelter yang menyumbang lebih dari 80 persen dalam realisasi investasi asing di Sulteng. Sehingga Morowali masih menjadi primadona dalam hal investasi asing di Sulteng, dengan nilai investasi asing senilai Rp91.202 triliun.
“Angka penanaman modal luar negeri yang cukup fantastis itu memposisikan Sulteng di urutan ke 2 dari Provinsi Jawa Barat sebagai Provinsi dengan realisasi investasi asing terbesar kedua selama tahun 2023,” beber Sadly.
Ia juga menjelaskan bahwa disisi lain, realisasi Investasi pelaku usaha Non UMK-PMA tahun 2023 sebesar 107,21 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dari realisasi PMA tahun 2022.
Penurunan ini jelasnya, disebabkan karena permintaan nikel dari China mengalami penurunan diakibatkan adanya batrei berbasis LFP (Lithium Iron Phospate) sebagai substitusi batrei yang berbasis nikel, serta lesunya sektor properti untuk permintaan Stainlles Steel sehingga banyak perusahaan menahan untuk merealisasikan proyeknya.
“Adapun capaian realisasi Investasi Pelaku Usaha Non UMK-PMDN tahun 2023, Provinsi Sulteng mencatatkan nilai Investasi sebesar 4,77 triliun rupiah atau naik 26,86 persen dari realisasi PMDN tahun 2022,” tambahnya
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma’mun Amir menyampaikan bahwa target realisasi investasi untuk tahun 2024 sebesar 111.68 triliun, yang mana target ini telah naik lebih dari 2 (dua) kali lipat dari target realisasi investasi tahun 2022 yang sebesar 53.09 triliun, tetapi target investasi tersebut dapat dicapai dengan realisasi investasi Tahun 2023 sebesar Rp. 111,98 Triliun.
“Sulteng mendapatkan tugas yang tidak ringan,”ujar Wagub
Hal tersebut tegas Wagub bisa dicapai berkat kerjasama semua stakeholder terkait, untuk menciptakan iklim investasi yang baik agar pelaku usaha bisa merealisasikan investasinya dan kedepannya dapat mewujudkan Sulawesi Tengah yang Lebih Sejahtera dan Lebih Maju.
Wagub pun optimis kedapannya tenaga kerja Indonesia akan bertambah, mengingat masih adanya kawasan-kawasan industri yang saat ini masih dalam tahap konstruksi, dimana kontribusi penyerapan TKI untuk kawasan- kawasan industri sangat besar jumlahnya.
“Kita akan terus meningkatkan hal yang sudah dilakukan selama ini, dengan memberikan pelayanan perizinan berusaha yang berkualitas bagi para investor baik dalam negeri maupun dari luar negeri, serta terus melakukan pengawasan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha sehingga bisa merealisasikan investasi nya, disamping itu juga kita akan terus menurnbuhkan sektor-sektor investasi yang juga masih punya potensi besar di Provinsi Sulawesi,”tutup Wagub. (*/Mjd)