Meski Pandemi, Rekreasi Picu Inflasi di Luwuk

Ilustrasi/Net
SultimNews.info, BANGGAI– Pandemi Covid-19 tidak memengaruhi harga-harga di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai. Di tingkat mikro pada Juli 2020 konsumsi hari-hari warga kota Luwuk tak berbeda dengan bulan sebelumnya.
Hal itu tergambar dari inflasi kota Luwuk pada Juli 2020 yang dikeluarkan BPS Sulawesi Tengah terkait Indeks Harga Konsumen (IHK), Senin (3/8), melalui siaran virtual.
Kota Luwuk mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,55 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,25 persen. Sementara di Kota Palu, mengalami inflasi 0,16 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,76 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,65 persen.
Inflasi gabungan dua kota di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 0,12 persen, sedangkan inflasi tahun kalender dari Desember 2019 hingga Juli 2020 sebesar 0,72 persen, dan inflasi tahun ke tahun dari Juli 2019 hingga Juli 2020 sebesar 1,58 persen.
Rupanya pergerakan harga barang penyebab inflasi pada Juli dikarenakan faktor rekreasi, olahraga, dan budaya. Ini karena selama berbulan-bulan berdiam diri di rumah karena Covid-19. Setelah ada kenormalan baru, sasaran pertamanya adalah destinasi wisata.
Inflasi pada bulan Juli 2020 dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,29 persen, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,88 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,83 persen), kelompok transportasi (0,71 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,49 persen), kelompok pendidikan (0,40 persen), kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,27 persen), dan kelompok kesehatan (0,07 persen).
Sementara penurunan indeks harga terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,55 persen, diikuti oleh kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,15 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,09 persen).
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 29 kota mengalami inflasi dan 61 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Timika sebesar 1,45 persen, terendah di Kota Jember dan Banyuwangi sebesar 0,01 persen.
Kota Manokwari mengalami deflasi tertinggi sebesar 1,09 persen, sementara Kota Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk, dan Bulukumba mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen. Kota Palu menempati urutan ke-16 inflasi di tingkat nasional dan urutan ke-8 di kawasan Sulampua, sementara Kota Luwuk menempati urutan ke-60 deflasi di tingkat nasional dan urutan ke-9 di kawasan Sulampua. (bas)