Kasus Covid-19 di Banggai: Luwuk Terbanyak, Disusul Luwuk Selatan
SultimNews, BANGGAI– Kasus penularan virus korona baru SARS-CoV-2 di Kabupaten Banggai terus meningkat. Alih-alih berkurang, Kamis (22/10), justru bertambah 5 kasus baru.
5 kasus baru tersebut berasal dari klaster tenaga kesehatan (rumah sakit) dan perkantoran masing-masing 2 orang dan 1 orang dari masyarakat umum.
Data yang dikantongi menyebutkan, bahwa warga di Kecamatan Luwuk yang paling banyak terpapar, jumlahnya sekira 23 kasus. Disusul Luwuk Selatan sebanyak 20 kasus, dan Luwuk Utara 4 kasus.
Seperti diketahui, tiga kecamatan itu masuk termasuk wilayah kota. Terbentang dari Desa Bunga di Luwuk Utara hingga Kelurahan Tombang Permai di Luwuk Selatan.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Banggai, Nurmasita Datu Adam, mengatakan, 5 kasus baru itu berasal dari sekira 60 sampel swab yang sudah diketahui hasilnya. Ini artinya, pihaknya masih menunggu sekira 100 sampel swab yang belum terperiksa maupun yang baru dikirimkan ke Laboratorim Kesehatan Palu.
Positif Tambah 4.432, Total 377.541
Sementara itu, dilansir CNNIndonesia.com, kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 4.432 per Kamis (22/10). Dengan demikian jumlah keseluruhan telah ada 377.541 positif virus korona di tanah air sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret lalu.
Dari jumlah akumulatif hari ini yang dicatat Satgas Penanganan Covid-19, sebanyak 301.006 sembuh (bertambah 3.497) dan 12.959 meninggal (tambah 102). Dengan demikian kasus positif aktif Covid-19 di Indonesia per hari ini adalah 63.576 (16,8 persen).
Sementara itu, per tengah hari ini, dalam 24 jam terakhir tercatat ada 164.346 suspek. Dan, 43.928 spesimen yang diperiksa di seluruh Indonesia.
Kasus positif Covid-19 sendiri tercatat di 34 provinsi yakni di 501 kabupaten/kota.
Sebelumnya, pada Rabu (21/10), jumlah akumulatif positif di Indonesia ada 373.109 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 297.509 di antaranya telah sembuh dan 12.857 orang meninggal dunia usai terinfeksi virus corona.
Sejauh ini, pemerintah sudah menyatakan bakal mendatangkan tiga jenis vaksin virus corona dari China. Tiga vaksin itu antara lain Sinovac, CanSino, Sinopharm. Kemenkes menyatakan vaksin-vaksin tersebut sudah diuji klinis. Namun, pemberian vaksin hanya akan dilakukan terhadap kelompok usia 18-59 tahun juga kepada kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan.
Kemenkes memutuskan itu karena uji klinis tidak melibatkan kelompok usia 0-17 dan di atas 60 tahun. Mereka yang mengidap penyakit penyerta atau komorbid juga tidak akan diberikan.
Meski demikian, bukan berarti kelompok usia 0-17 tahun dan di atas 60 tahun serta pengidap penyakit komorbid jadi diabaikan. Kemenkes akan berupaya agar vaksin bisa dipakai semua kalangan usia.
“Kita belum akan vaksinasi di luar kelompok 18-59 tahun, tapi bukan berarti akan kita abaikan. Artinya seiring waktu akan kita tindaklanjuti,” ucap Dirjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto beberapa waktu lalu.
Yurianto juga meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan jika sudah disuntik vaksin virus corona. Dia mengatakan setiap orang masih bisa tertular dan menularkannya kepada orang lain.
Di satu sisi, dari tenaga kesehatan seperti dokter maupun perawat meminta pemerintah memerhatikan jaminan keamanan sebelum pemberian vaksinasi Covid-19.
“Perlu diadakan persiapan yang baik dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan serta persiapan terkait pelaksanaannya. Hal ini sesuai instruksi presiden agar program vaksinasi jangan dilakukan dan dimulai tergesa-gesa,” kata Ketua Umum IDI Daeng M. Faqih melalui surat yang ditujukan kepada Menkes RI seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (22/10).
Pihaknya menilai Kemenkes harus mempertimbangkan beberapa aspek sebelum vaksinasi seperti keamanan, imunogenitas, dan efektivitas vaksin, yang harus dijamin negara sehingga mampu memberikan rasa aman di tengah masyarakat. (ris/kid)