Tak Ada Intimidasi Terhadap Penerima PKH, Korkab: Saya Hanya Turun Monitoring
SultimNews, BUNTA- Dugaan intimidasi terhadap penerimaa PKH di Kecamatan Bunta, agar memilih salah satu pasangan calon Bupati Banggai pada 9 Desember mendatang, dibantah oleh Koordinator PKH Kabupaten Banggai, Hartono Sahabo.
Kepada SultimNews, Hartono Sahabo menjelaskan, pertemuannya dengan sejumlah penerima PKH hanya sebatas monitoring dan evaluasi. Terkait penyaluran bantuan tersebut. Dan juga mengevaluasi kinerja SDM PKH.
“Ini tanggung jawab saya. Apalagi ada persoalan fatal yang saya dapatkan. Harus saya selesaikan dengan memberikan langkah bijak sesuai regulasi yang di dalam PKH,” jelas Selasa (10/11/2020) belum lama ini.
Olehnya itu, Ia memastikan, tidak ada intimidasi yang dilakukannya. Apalagi mengarahkan untuk memilih salah satu pasangan calon Bupati Banggai.
“Saya turun hanya monitoring dan evaluasi. Bukan mengintimidasi mereka untuk memilih salah satu calon Bupati,” kata Hartono.
Sementara itu, terkait viralnya, video perdebatan yang diduga mengajak penerima PKH memilih salah satu paslon yang viral di media sosial itu bukan dirinya. Namun orang lain.
“Persoalan ini saya siap untuk memberikan klarifikasi kepada pihak dinas terkait. Dokumennya sudah saya siapkan,” pungkas Hartono Sahabo yang merupakan pegawai Kementerian Sosial RI ini.
Sementara itu, Warga Bunta Aish Sayiu yang hadir di pertemuan itu, menjelaskan, bahwa tidak ada yang mengajak penerima PKH untuk memilih salah satu pasangan calon. Ajakan itu, hanya sebatas disampaikan kepada neneknya sendiri.
“Saya bukan peserta pertemuan. Tapi karena ajakan ini dijadikan persoalan makanya hadir. Memberikan klarifikasi,” tandasnya.
Klarifikasi yang disampaikannya, bukan mengajak penerima PKH untuk memilih calon Bupati. “Dan nenek saya itu bukan penerima PKH. Ajakan ini saya sampaikan di rumah nenek,,” tandasnya.
Menurut Ais sapaanya, video yang viral itu, sengaja direkam dan diedit sedemikian bagus. Kemudian, diviral-viralkan. Dan secara pribadi Ia sangat menyayangkan ajakan kepada neneknya itu, dijadikan perdebatan di pertemuan PKH. Yang kemudian, di rekam oleh oknum PKH yang sembunyi di dalam kamar.
“Saya tidak tahu apa tujuannya menviralkan. Tapi sudah begitulah. Ini momen politik. Semua sudah dikait-kaitkan,” tandas mantan PLT KNPI Kecamatan Bunta itu. (say/*)