SMK Handayani Hadirkan Program GKS

PROGRAM GKS: Siswa SMK Handayani Luwuk saat mengikuti ujian nasional, belum lama ini. Saat ini sekolah tersebut memprogramkan GKS. [Foto: Istimewa]

SultimNews, BANGGAI-Keberadaan siswa putus sekolah di Kabupaten Banggai dan sekitarnya menjadi perhatian SMK Handayani Luwuk. Sekolah yang dipimpin oleh Jemrys Karamoy itu, kembali memprogramkan Gerakan Kembali Sekolah (GKS) tahun ini.

Informasi yang diterima awak media, hadirnya program GKS ini merupakan semangat dari Gubernur Sulawesi Tengah, Longki DJanggola. Gubernur berkeinginan agar tak ada lagi anak putus sekolah, yang ada di wilayah Sulawesi Tengah.

Kepala SMK Handayani Luwuk, Jemrys Karamoy menerangkan, GKS ini diterapkan bagi siswa yang sudah putus sekolah, selama beberapa tahun. Siswa akan diajak untuk kembali bersekolah di SMK Handayani. Dengan konsep khusus. “Proses pembelajaran akan diatur. Akan berbeda siswa reguler,” jelasnya.

Bagi siswa yang masuk dalam GKS ini, sambung Jemrys, tidak harus datang ke sekolah seperti siswa pada umumnya. Sebab, proses pembelajarannya akan diatur secara berkelompok. Dan bakal dilakukan perkunjungan-perkunjungan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan nanti, setelah ada siswa yang masuk program ini. “Status siswa tetap seperti siswa regular. Hanya prosesnya berbeda. Karena ketentuannya khusus,” pungkas Jemrys.

Mantan akademisi Universitas Tompotika Luwuk itu menerangkan, program GKS diterapkan bagi siswa yang sudah putus sekolah, sekitar 1 sampai 2 tahun. “Jadi, meskipun mereka sudah bekerja, tapi ketika masuk di GKS itu tidak masalah. Sebab, sesungguhnya SMK memiliki kurikulum, yang mengarah ke objek kerja,” jelasnya.

Jemrys menambahkan, sebenarnya untuk program GKS tersebut, sudah diterapkan dari tahun lalu. Hanya saja, siswa yang masuk diprogram ini masih terbatas. Sehingga terpaksa diberlakukan siswa reguler.

Namun ditahun ini, penerapan GKS ini memiliki konsep tersendiri. Sekolah akan membuatkan konsep bagi siswa yang ada disetiap wilayah, untuk tetap bersekolah. Tidak perlu datang ke kota Luwuk. “Mereka akan dipermudah. Tidak terbeban datang ke ibu kota Kabupaten. Namun, tetap menerima pendidikan. Kita akan berkunjung,” jelasnya.

Guru SMK Handayani, Ester Verawaty Tolese menambahkan, tahun ini program GKS akan dimaksimalkan. Pihaknya akan membawa para siswa tersebut, dan masih memiliki keinginan, untuk melanjutkan pendidikan, namun terhalang dengan pekerjaan. “Program GKS ini khusus untuk siswa putus sekolah. Jadi memang jadwal, pembelajaran dan gurunya pun khusus,” jelasnya.

Vera sapaanya menerangkan, untuk program GKS ini akan menerapkan proses pembelajaran yang berbeda dari siswa normal. Sebab, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di beberapa titik, ada jawaban yang didapatkan, bahwa siswa jenuh dengan proses pembelajaran. Sehingga, melalui GKS ini akan meminimalkan teori dan memaksimalkan praktek. Jika reguler 45 persen teori, dan 55 persen praktik. Sementara untuk GKS, 80 persen praktik dan 20 teori. “Jadi output dari GKS ini, mereka lebih siap bekerja ketika lulus,” tandasnya.

Karena itu, untuk menyukseskan program ini, pihaknya akan mulai melakukan pendataan di setiap wilayah, yang memiliki siswa putus sekolah. Dan memiliki keinginan untuk sekolah kembali. “Program ini bagus. Karena GKS ini bisa meningkatkan skill siswa,” tandasnya. (leb)