Amukan Api Hanguskan Satu Rumah Di Baka
Belum diketahui penyebab utama kebakaran. Namun, berdasarkan Informasi yang dihimpun media ini di TKP, kobaran api berasal dari dapur rumah warga, milik Adi, korban kebakaran.
Heti, tetangga korban mengaku saat kejadian dirinya tengah mengisi air. Sambil menunggu wadahnya terisi penuh, ia keluar di depan rumah. Ketika itu, ia sangat terkejut dengan cahaya merah disertai asap yang membumbung di atas rumah korban.
“Saya kaget saat melihat keluar, kenapa rumah di depannya itu sudah terang sekali. Saya pun langsung keluar ke jalan, ternyata ada kebakaran, api sudah besar, maka saya langsung berteriak,” tutur Heti
Mendengar teriakan kebakaran, warga di sekitar sontak membantu menyelamatkan barang-barang serta memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Namun karena kobaran api terus membesar disertai sengatan panasnya, usaha penyelamatan barang-barang pun gagal dilakukan. Hingga tak satu pun barang di dalam rumah yang berhasil diselamatkan. Dua buah motor ikut terbakar di dalamnya.
Beruntung, Ibu pemilik rumah beserta kedua anaknya sedang tidak ada berada di dalam rumah saat api meluluhlantahkan seluruh badan rumah beserta isinya.
“Iya. Ini ibu yang punya rumah, ada jaga kios di bawah. Suaminya (ibu pemilik rumah) sedang ada di Luwuk. Tapi sudah ditelefon tadi,” jawab salah seorang ibu, yang juga tetangga korban saat mencoba menenangkan ibu pemilik rumah yang sempat syok melihat rumahnya ludes terbakar.
Pemadam kebakaran (Damkar) Pol-PP Bangkep tiba di lokasi kejadian, setelah sekira pukul 21 lebih beberapa menit, api mengganasi seluruh badan rumah.
Kepala Bidang Damkar Pol-PP, Martomi Panggili, SH.,MM yang turun langsung membawa enam personilnya di TKP, mengaku ada sedikit keterlambatan informasi di awal kejadian.
Material rumah yang terdiri dari kayu pun membuat api dengan cepat menghanguskan badan rumah beserta seluruh isinya. Akibatnya, Damkar tak sempat menyelamatkan rumah.
“Kita hanya butuh waktu 15 menit untuk memadamkan api, sehingga tidak melalap rumah lain yang ada di sekelilingnya.
Beruntung juga, cuaca malam itu tidak berangin,” kata Tomi, sapaan akrab Martomi. (Rif)